Padahal, ikan umpan digunakan oleh para nelayan untuk menangkap ikan dengan alat pancing huhate. Ikan-ikan umpan itu di antaranya ikan tembang (Sardinella spp) dan ikan teri (Stolephorus spp). Karena tidak ada lagi ikan umpan di Teluk Ambon, Jonas mengatakan, para nelayan terpaksa mencari ikan umpan di pesisir Kabupaten Seram bagian Barat.
”Imbasnya, biaya operasional bertambah karena nelayan harus mengeluarkan tambahan biaya untuk membeli bahan bakar 400 liter per perahu. Belum lagi waktu yang dikeluarkan bertambah sembilan jam karena jauhnya perjalanan dari Teluk Ambon ke sana,” katanya.
Pembantu Dekan I Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura Hansje Matakupan membenarkan penurunan jumlah ikan umpan secara drastis di Teluk Ambon. Selain hutan bakau rusak, hilangnya ikan ini diduga karena diambil terlalu banyak oleh nelayan.
Ulah Manusia
Matakupan menyatakan, hutan bakau rusak akibat ulah manusia, seperti mengubah kawasan hutan bakau menjadi tempat tinggal, dan buangan limbah bahan bakar kapal. Sementara itu, upaya penanaman kembali pohon bakau oleh pemerintah tidak berjalan baik. Di Lateri, Teluk Ambon, misalnya, bakau yang ditanam Pemerintah Kota Ambon akhir tahun 2006 di lahan seluas 2,5 hektar rusak diterjang ombak musim barat pada akhir tahun 2007.
”Ombak tinggi dan deras ini menghilangkan semua pohon bakau yang baru ditanam,” kata Ketua RT 1 RW 2 Lateri, Teluk Ambon, Ely Thenu.
Menurut Ely, bakau yang ditanam oleh pemerintah, baru berusia sekitar satu tahun sehingga belum kuat menahan terjangan ombak. Seharusnya yang ditanam adalah bibit bakau yang berusia lebih dari 2,5 tahun. Sadar akan pentingnya bakau, warga menanam sendiri bibit bakau. Penanaman bakau juga dilakukan kelompok mahasiswa dan lembaga swadaya masyarakat. Hasilnya, dari panjang pesisir pantai di Lateri sekitar 3 kilometer, sekitar 1 kilometer sudah ditanam bakau.
”Saat musim barat terjadi, warga di pesisir selalu kerepotan dengan ombak besar. Air laut kerap masuk ke permukiman. Warga selalu khawatir rumahnya rusak diterjang ombak. Karena itu, kami menanam sendiri bakau-bakau itu,” kata Ely. (APA)
Source: http://www.kp3k.dkp.go.id/