Di daerah pesisir biasanya berkembang hutan mangrove dan hutan pantai. Hutan mangrove tumbuh pada habitat berlumpur sedangkan hutan pantai tumbuh pada habitat berpasir, kerikil dan berbatu. Namun hutan pantai kadang dilupakan, apalagi saat melakukan interpretasi potret udara, kadang-kadang hutan pantai ini diklasifikasikan dalam hutan mangrove. Padahal dilihat dari sisi pengelolaan sangatlah berbeda, misalnya dalam masalah rehabilitasi; jenis vegetasi hutan pantai tidak mungkin bisa ditanam di areal hutan mangrove ataupun sebaliknya.
Hutan mangrove sendiri mempunyai zonasi-zonasi seperti zona proximal, midle dan distal. Mungkin saja jenis hutan pantai itu dapat ditanam pada zona distal karena merupakan zona peralihan antara mangrove dan hutan daratan. Namun secara umum habitat pertumbuhan hutan mangrove dan hutan pantai sangatlah berbeda.
Tipe ekosistem hutan pantai sering terdapat di daerah yang kering tepi pantai dengan kondisi tanah berpasir atau berbatu dan terletak di atas garis pasang tertinggi. Habitat hutan pantai pada umumnya jarang tergenang oleh air laut, namun sering menerima angin kencang dengan hembusan garam.
Spesies-spesies pohon yang pada umumnya terdapat dalam ekosistem hutan pantai antara lain Barringtonia asiatica, Terminalia catappa, Calophyllum inophyllum, Hibiscus tiliaceus, Casuarina equisetifolia, dan Pisonia grandis. Selain spesies-spesies pohon tersebut, temyata kadang-kadang terdapat juga spesies pohon Hernandia peltata, Manilkara kauki, dan Sterculia foetida.
Pada wilayah pantai tertentu di Indonesia dapat ditemui hamparan Gumuk Pasir atau Sand Dunes. Gumuk Pasir merupakan sebuah bentukan alam karena proses angin disebut sebagai bentang alam eolean (eolean morphology). Angin yang membawa pasir akan membentuk bermacam-macam bentuk dan tipe gumuk pasir. Selama ini, gumuk pasir berbentuk bulan sabit (tipe barchan) ini hanya dijadikan sebagai obyek penelitian, kini mulai dikembangkan sebagai obyek wisata minat khusus. Bentang alam (morphology) ini sering dijumpai di daerah Gurun.
Namun menariknya walaupun Indonesia beriklim tropis yang banyak hujan ternyata ada juga daerah di Indonesia yang memiliki bentang alam yang unik seperti ini. Formasi ini agak serupa dengan formasi pes-caprae, dengan kondisi yang lebih kering dan tutupan vegetasi yang terpencar-pencar. Rumput Angin (Spinifex sp) khas sebagai penciri wilayah ini, kadang-kadang pula dengan Cemara Laut (Casuarina equasetifolia) yang cenderung kerdil. Formasi ini contohnya terdapat pada pantai utara Madura, sekitar Pantai Parangtritis di Yogyakarta, dan di pantai selatan Jawa dekat Lumajang dan Puger.
Formasi Vegetasi Hutan Pantai.
Vegetasi pada daerah pantai sering dibagi dua formasi yaitu formasi Pescaprae dan formasi Barringtonia.
1. Formasi Pescaprae
Formasi ini terdapat pada tumpukan-tumpukan pasir yang mengalami proses peninggian di sepanjang panta. Komposisi spesies tumbuhan pada formasi pescaprae di mana saja hampir sama karena spesies tumbuhannya didominasi oleh Ipomea pescaprae salah satu spesies tumbuhan menjalar, herba rendah yang akamya mampu mengikat pasir. Nama formasi pescaprae diambil dari nama spesies tumbuhan yang dominan itu. Akan tetapi, ada spesies-spesies tumbuhan lainnya yang umumnya terdapat pada formasi pescaprae antara lain Cyperus penduculatus, Cyperus stoloniferus, Thuarea linvoluta, Spinifex littoralis, Vitex trifolia, Ishaemum muticum, Euphorbia atoto, Launaca sarmontasa, Fimbristylis sericea, Canavalia abtusiofolia, Triumfetta repens, Uigna marina, Ipomea carnosa, Ipomoea denticulata, dan Ipomoea littoralis.
Ipomoea pescaprae
2. Formasi Barringtonia
Disebut formasi Barringtonia karena spesies tumbuhan yang dominan di daerah ini adalah spesies pohon Barringtonia sp. Sebenarnya yang dimaksud ekosistem hutan pantai adalah formasi Barringtonia ini.
Beberapa spesies pohon yang tumbuh di pantai dan menyusun ekosistem hutan pantai antara lain Barringtonia asiatica, Casuarina equisetifolia, Terminalia catappa, Hibiscus tiliaceus, Calophyllum inophyllum, Hernandia peltata, Sterculia foetida, Manilkara kauki, Cocos nucifera, Cycas rumphii, Caesalpinia bonducella, Morinda citrifolia, Tournefortia argentea, Pongamia pinnata, Premna Corymbosa, Premna Pemphis acidula, Erythrina variegata, Pandanus tectorius, dll.
Pada daerah hutan pantai Pulau Marsegu Kabupaten Seram Bagian Barat Provinsi Maluku terdapat vegetasi hutan pantai yang didominasi oleh Pongamia pinnata Merr, Cordia subcordata L, Calophyllum inophyllum L, Terminalia cattapa L, Premna corymbosa R.et W, Excoecaria agallocha L, Heritiera littoralis Aiton, Xylocarpus moluccensis Roem dan Cocos nucifera L, Premna corymbosa R et W, Terminalia cattapa L, Heritiera littoralis Aiton. dan Pemphis acidula Forst. Meskipun zone ini disebut zone Barringtonia walaupaun jenis Barringtonia asiatica Kurz hanya sedikit yang bisa ditemukan. Tumbuhan bawah yang berasosiasi adalah Ipomea pescaprae, Ipomea stolonifera, Canavalia rosea, Bauhinia tomentosa L, Amorphophallus campanulatus BL, dan Allium sp.
Manfaat Hutan Pantai.
Sebagai suatu ekosistem hutan, hutan pantai memegang peranan penting dalam konservasi dan perlindungan daerah pesisir. Beberapa manfaat dari hutan pantai adalah:
- mencegah abrasi pantai
- mencegah intrusi air laut
- sebagai penahan angin dan gelombang.
- sebagai sumber bioenergi
- sebagai penyerapan carbon
- sebagai habitat satwa
- sebagai daerah wisata alam