Amerika Serikat memberi pendanaan awal bagi kegiatan Satgas Governors Climate and Forest (GCF) sebesar 1,5 juta dolar AS. Dana awal diberikan setelah anggota GCF sepakat membentuk fasilitas pendanaan (GCF Fund) yang independen dengan dana enam juta dolar AS.
"GCF Fund merupakan fasilitas pertama di dunia dimana donor publik dan swasta serta investor dapat secara langsung mendanai upaya-upaya REDD Plus (Reduction Emisions Deforestation and Forest Degradation)," kata kata Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang dalam pertemuan GCF di Palangka Raya. Kalteng menjadi tuan rumah pertemuan tahunan GCF kelima pada 20-21 September 2011 ini.
Para gubernur di GCF menyediakan peluang kemitraan yang unik untuk membantu mengembangkan jalur-jalur baru menuju pembangunan rendah emisi sambil tetap mengedepankan prioritas masyarakat lokal pengguna hutan untuk meningkatkan standar hidup mereka dan akses mereka ke pendidikan dan layanan kesehatan.
GCF adalah sebuah kolaborasi subnasional yang unik antara 15 negara bagian dan provinsi dari Amerika Serikat (AS), Brasil, Indonesia, Nigeria, dan Meksiko yang memiliki lebih dari 20 persen hutan tropis di dunia. Deforestasi hutan tropis secara signifikan mempengaruhi perubahan iklim dan mengakibatkan hilangnya keanekaragaman hayati dan hasil hutan.
GCF diluncurkan oleh Gubernur California Arnold Schwarzeneger dan delapan gubernur lainnya dari AS, Brasil dan Indonesia pada November 2008. GCF bekerja untuk melindungi hutan tropis dan mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan dengan mengembangkan mekanisme dan peluang untuk mengenali dan menghargai manfaat hutan.
William Boyd, penasehat senior GCF, menyatakan "Kami melihat ini sebagai sebuah contoh lain dari kepemimpinan GCF tidak hanya dalam memajukan pendekatan-pendekatan inovatif negara bagian terhadap REDD+ namun juga kepemimpinan di bidang pendanaan iklim."
GCF juga mengumumkan pembentukan Database Pengetahuan GCF yang akan menyediakan data paling komprehensif yang ada mengenai program-program REDD Plus di anggota GCF. Database ini akan menyediakan sebuah alat kunci untuk memonitor kemajuan dalam pengembangan program-program REDD Plus.
Sumber : Republika.co.id