Merapi (ketinggian puncak 2.968 m dpl, per 2006) adalah gunung berapi di bagian tengah Pulau Jawa dan merupakan salah satu gunung api teraktif di Indonesia. Lereng sisi selatan berada dalam administrasi Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan sisanya berada dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Magelang di sisi barat, Kabupaten Boyolali di sisi utara dan timur, serta Kabupaten Klaten di sisi tenggara. Kawasan hutan di sekitar puncaknya menjadi kawasan Taman Nasional Gunung Merapi sejak tahun 2004.
Gunung ini sangat berbahaya karena menurut catatan modern mengalami erupsi (puncak keaktifan) setiap dua sampai lima tahun sekali dan dikelilingi oleh pemukiman yang sangat padat. Sejak tahun 1548, gunung ini sudah meletus sebanyak 68 kali. Kota Yogyakarta adalah kota besar terdekat, berjarak sekitar 27 km dari puncaknya, dan masih terdapat desa-desa di lerengnya sampai ketinggian 1700 m dan hanya 4 km jauhnya dari puncak. Gunung ini adalah salah satu dari enam belas gunung api dunia yang termasuk dalam proyek Gunung Api Dekade Ini (Decade Volcanoes).Wednesday, November 3, 2010
Tuesday, November 2, 2010
Taman Nasional Gunung Merapi
Taman Nasional Gunung Merapi adalah sebuah taman nasional (sering disingkat TN) yang terletak di Jawa bagian tengah. Secara administrasi kepemerintahan, wilayah taman nasional ini masuk ke dalam wilayah dua propinsi, yakni Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Penunjukan kawasan TN Gunung Merapi dilakukan dengan SK Menhut 134/Menhut-II/2004 tanggal 4 Mei 2004. Tujuan pengelolaannya adalah perlindungan bagi sumber-sumber air, sungai dan penyangga sistem kehidupan kabupaten/kota-kota Sleman, Yogyakarta, Klaten, Boyolali, dan Magelang. Sementara ini, sebelum terbentuknya balai pengelola taman nasional, TN G Merapi berada di bawah pengelolaan Balai KSDA (Konservasi Sumber Daya Alam) Yogyakarta.
Letak dan luas
Posisi kawasan TN Gunung Merapi adalah di antara koordinat 07°22'33" - 07°52'30" LS dan 110°15'00" - 110°37'30" BT. Sedangkan luas totalnya sekitar 6.410 ha, dengan 5.126,01 ha di wilayah Jawa Tengah dan 1.283,99 ha di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kawasan TN G Merapi tersebut termasuk wilayah kabupaten-kabupaten Magelang, Boyolali dan Klaten di Jawa Tengah, serta Sleman di Yogyakarta.
Sejarah kawasan
Hutan-hutan di Gunung Merapi telah ditetapkan sebagai kawasan lindung sejak tahun 1931 untuk perlindungan sumber air, sungai dan penyangga sistem kehidupan kabupaten/kota Sleman, Yogyakarta, Klaten, Boyolali, dan Magelang.
Sebelum ditunjuk menjadi TNG Merapi, kawasan hutan di wilayah yang termasuk propinsi DI Yogyakarta terdiri dari fungsi-fungsi hutan lindung seluas 1.041,38 ha, cagar alam (CA) Plawangan Turgo 146,16 ha; dan taman wisata alam (TWA) Plawangan Turgo 96,45 ha. Kawasan hutan di wilayah Jateng yang masuk dalam wilayah TN ini merupakan hutan lindung seluas 5.126 ha.
Deskripsi fisik wilayah
Topografi
Wilayah TN G Merapi berada pada ketinggian antara 600 - 2.968 m dpl. Topografi kawasan mulai dari landai hingga berbukit dan bergunung-gunung. Di sebelah utara terdapat dataran tinggi yang menyempit di antara dua buah gunung, yakni Gunung Merapi dan Gunung Merbabu di sekitar Kecamatan Selo, Boyolali.
Di bagian selatan, lereng Merapi terus turun dan melandai hingga ke pantai selatan di tepi Samudera Hindia, melintasi wilayah kota Yogyakarta. Pada sebelum kaki gunung, terdapat dua bukit yaitu Bukit Turgo dan Bukit Plawangan yang merupakan bagian kawasan wisata Kaliurang.
Jenis tanah
Jenis-jenis tanah di wilayah ini adalah regosol, andosol, alluvial dan litosol. Tanah regosol yang merupakan jenis tanah muda terutama berada di wilayah Yogyakarta. Bahan induk tanah adalah material vulkanik, yang berkembang pada fisiografi lereng gunung. Jenis tanah andosol ditemukan di wilayah-wilayah kecamatan Selo dan Cepogo, Boyolali.
Iklim
Tipe iklim di wilayah ini adalah tipe C menurut klasifikasi curah hujan Schmidt dan Ferguson, yakni agak basah dengan nilai Q antara 33,3% - 66%. Besar curah hujan bervariasi antara 875 - 2527 mm pertahun. Variasi curah hujan di tiap-tiap kabupaten adalah sbb.:
- Magelang: 2.252 – 3.627 mm/th
- Boyolali: 1.856 – 3.136 mm/th
- Klaten : 902 – 2.490 mm/th
- Sleman : 1.869,8 – 2.495 mm/th
Hidrologi
Wilayah Gunung Merapi merupakan sumber bagi tiga DAS (daerah aliran sungai), yakni DAS Progo di bagian barat; DAS Opak di bagian selatan dan DAS Bengawan Solo di sebelah timur. Keseluruhan, terdapat sekitar 27 sungai di seputar Gunung Merapi yang mengalir ke tiga DAS tersebut.
Kekayaan biologis
Ekosistem Merapi secara alami merupakan hutan tropis pegunungan yang terpengaruh aktivitas gunung berapi. Beberapa jenis endemik di antaranya adalah saninten (Castanopsis argentea), anggrek Vanda tricolor, dan elang jawa (Spizaetus bartelsi). Taman nasional ini juga merupakan tempat hidup macan tutul (Panthera pardus).Wednesday, October 27, 2010
www.irwantoshut.com has been suspended file-file pindah ke irwantoshut.co.cc
Selain itu ada beberapa subdomain juga pada irwantoshut.com yang diinstal memakai website CMS, seperti web.irwantoshut.com dengan joomla, subdomain globalwarming.irwantoshut.com memakai b2evolution, subdomain definisi.irwantoshut.com dan healthy.irwantoshut.com memakai wordpress.
Begitu sial, ingin transfer domain dan pindah hosting tidak tahu EPP-nya. Dari dulu saya jarang masuk di domain panel dan sudah lupa passwordnya. Maklumlah saya orang awam di bidang IT dan kurang mengerti banyak.
www.irwantoshut.com sudah 3 kali perpindahan hosting, dulu didaftarkan di dirmanto.com kemudian menjadi indodata.org dan terakhir indodata.net.
Jadi untuk sementara file-file pembelajaran pindah ke irwantoshut.co.cc. Website irwantoshut.co.cc mempunyai domain dan hosting gratisan. Domainnya didaftarkan pada co.cc dan hostingnya gratis pada 000webhost.com.
Bagaimana ya solusi masalah ini ???????. Mohon bantuannya. Trims....
Monday, October 18, 2010
Ular Berkepala Dua
Ini adalah ular berkepala dua yang langka ditemukan oleh seorang petani di sebuah desa di Alicante, Spanyol.
Kemungkinan untuk hidup ular kepala dua di alam bebas sangat kecil karena keduanya sering bertengkar, kepala mana yang akan menelan mangsa serta kesulitan dalam menentukan arah tujuan.
Sumber : http://www.worldamazinginformation.com/
Sunday, October 17, 2010
Keindahan Candi Candi di Dunia
Candi Sri Srinivasa Perumal Temple or Sri Perumal, Little India, Serangoon Road, Singapur
Monday, October 11, 2010
Banjir Bandang di Wasior Akibat Eksploitasi Hutan
JAKARTA- Institut Hijau Indonesia (IHI) memprediksi bencana ekologis di tanah Papua Barat akan terjadi silih berganti, apabila perusahaan pemilik izin pengolahan hutan terus mengeksploitasi hutan.
Ketua IHI Chalid Muhammad saat jumpa pers di kantor IHI, Jalan Komplek Bumi Asri Liga Mas, Perdatam, Jakarta Selatan, Jumat (8/10/2010) mengatakan, bencana Wasior masuk dalam kategori bencana ekologis.
“Faktor penyebab deforestasi ada kegiatan pertambangan mineral, batubara, minyak dan gas yang berlangsung beberapa tahun terakhir. Ini membuat pergerakan tanah di Papua semakin cepat,” katanya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, Wasior merupakan Ibu Kota Teluk Wondama yang dibangun di dataran rendah. Sebagian wilayahnya rawa dan kebun sagu yang telah dialihfungsikan.
“Di bagian hulu Wasior terdapat eksploitasi hutan baik oleh Pemegang Penguasaan Hutan (HPH) maupun kegiatan ilegal loging,” terangnya.
IHI mencatat, pemerintah pusat memberikan izin pengolahan lahan bagi 20 perusahaan HPH sebesar 3.568.080 hektare di Papua Barat.
16 Perusahaan tambang mineral dan batubara mengantongi izin untuk eksplorasi dan eksploitasi seluas 2.701.283 hektare, sedangkan 13 pertambangan migas mendapat izin konsesi 7.164.417 hektare, perusahaan perkebunan mendapat konsesi seluas 219.021 hektare.
Sementara itu pengkampanye air dan pangan Walhi M Islah mengatakan, konflik sosial dan bencana alam di Wasior akibat dari kebijakan terhadap hutan sekira 10 tahun lalu. Yang menjadi korban, masyarakat yang tinggal di Papua.
“Di Papua ada konservasi hutan tapi percuma jika wilayah lainnya terjadi eksploitasi,” pungkasnya.
Sumber : http://news.okezone.com/read/2010/10/08/340/380434/banjir-bandang-di-wasior-akibat-eksploitasi-hutan
Istana Ungkap Penyebab Banjir Bandang Papua
Ratusan orang tewas dalam banjir bandang yang menghantam Kota Wasior, Teluk Wondama, Papua Barat. Apa penyebab datangnya air dengan ketinggian 3-5 meter secara tiba-tiba dari gunung dan menerjang apapun yang ada di depannya itu.
Staf Khusus Presiden bidang Pembangunan Daerah dan Otonomi Daerah Velix Wanggai menjelaskan bahwa penyebab banjir bandang itu bukan penebangan hutan. "Intensitas hujan yang tinggi selama satu minggu dan kota Wasior berada di dataran rendah di bawah kaki gunung," jelas Velix dalam rilis yang diterima VIVAnews, Selasa 6 Oktober 2010.
Hujan ini, kata dia, menjadi air permukaan yang mengalir deras di sekitar lima sungai ke arah kota dengan membawa batu-batu besar dan batang pohon. "Vegetasi hutan masih padat dan tidak ada penembangan hutan di pegunungan," jelas dia.
Sampai sejauh ini, kata dia, masih ada 64 korban yang hilang dan diperkirakan tertimbun lumpur setinggi 2-3 meter. "Atau hilang terbawa banjir ke laut," kata dia.
Saat ini dia dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif tengah memantau kondisi di Kota Wasior. Infrastruktur di ibukota Kabupaten Teluk Wondama ini, jelasnya, rusak berat hingga sekitar 80 persen. Sementara itu, 4000 warga terpaksa mengungsi ke Kabupaten Manokwari dan Nabire. "Air bersih tidak ada dan listrik padam."
Pemerintah provinsi terus mengupayakan pencarian korban yang dibantu oleh TNI serta Polri. Sementara BNPB telah menyerahkan dana operasional awal Rp200 juta, bahan makanan, obat-obatan dan tenda. Sejumlah penyakit yang terkait minim air bersih diperkirakan akan melanda pengungsi, seperti gangguan pencernaan.
Petugas juga masih berusaha membersihkan lumpur, batu, dan kayu di kota Wasior. "Kami harap ada masyarakat yang memberikan bantuan suka rela karena ini mirip tsunami Aceh. Hanya saja padat dengan ketebalan lumpur." (sj)
Sumber : http://nasional.vivanews.com/news/read/181554-mengapa-banjir-bandang-papua-terjadi-
Menhut: Banjir Wasior Akibat Pembalakan Liar
Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengatakan banjir bandang di Wasior, Papua Barat, terjadi akibat tingginya pembalakan liar di kawasan tersebut. Menurut Zulkifli warga setempat cenderung melakukan eksploitasi berlebihan sehingga berdampak pada kerusakan alam.
“Saya baru ke sana, itulah dampak dari illegal logging yang berlebihan, penebangan yang tidak terkendali," kata Zulkifli di sela-sela kegiatan penanaman pohon di Kawasan Tambang Newmont, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Kamis, 7 Oktober 2010. "Akibatnya terjadinya banjir, tanah longsor."
Lebih lanjut, politisi Partai Amanat Nasional itu menjelaskan pembalakan liar banyak ditemukan di kawasan Papua Barat seperti Sorong Selatan, dan Wasior; meski sudah mulai berkurang. Selain itu, perawatan terhadap kawasan hutan terutama reklamasi hutan juga menjadi perhatian pemerintah.
Kementerian Kehutanan, kata Zul, sudah lebih gencar melakukan penegakan hukum untuk memerangi illegal loging. Untuk itu dia berharap masyarakat lebih giat untuk menanam pohon untuk meminimalisir potensi terjadinya bencana alam. “Tugas kami adalah terus menerus melakukan penanaman pohon terutama di kawasan pegunungan untuk menghindari terjadinya bencana alam,” ujarnya.
Pendapat Menteri Zulkifli bertolak belakang dengan penjelasan dua Staf Khusus Presiden yakni Andi Arief dan Velix Wanggai. Staf Khusus Presiden bidang Pembangunan Daerah dan Otonomi Daerah Velix Wanggai menjelaskan bahwa penyebab banjir bandang bukanlah penebangan hutan. "Intensitas hujan yang tinggi selama satu minggu dan kota Wasior berada di dataran rendah di bawah kaki gunung," jelas Velix dalam rilis yang diterima VIVAnews.com, Selasa kemarin.
KERUSAKAN HUTAN
HUTAN INDONESIA
- TIPE-TIPE HUTAN TROPIS
- STRUKTUR HUTAN HUJAN TROPIS
- KONDISI HUTAN TROPIS INDONESIA
- DEFINISI HUTAN
- DEFINISI HUTAN ALAM
- DEFINISI HUTAN PRIMER
- DEFINISI HUTAN SEKUNDER
- DEFINISI HUTAN RAWA
- DEFINISI HUTAN PERDU
- DEFINISI HUTAN PERAWAN
- DEFINISI HUTAN PEGUNUNGAN
- DEFINISI HUTAN PANTAI
- DEFINISI HUTAN MUSIM
- DEFINISI HUTAN KEMASYARAKATAN
- DEFINISI HUTAN KONVERSI
- DEFINISI HUTAN LINDUNG
- DEFINISI HUTAN MANGROVE
- DEFINISI HUTAN KLIMAKS
- DEFINISI HUTAN TANAMAN
- DEFINISI HUTAN TANAMAN INDUSTRI (HTI)
- DEFINISI HUTAN KOTA
- DEFINISI DEGRADASI HUTAN
- DEFINISI DEFORESTASI
- DEFINISI REBOISASI DAN PENGHIJAUAN
- DEFINISI KONSERVASI TANAH
- MANFAAT DAN FUNGSI HUTAN LINDUNG
- FORMASI EKOSISTEM HUTAN
- EKOSISTEM HUTAN HUJAN TROPIS
- EKOSISTEM HUTAN MUSIM
- EKOSISTEM HUTAN PANTAI
- EKOSISTEM HUTAN PAYAU ATAU MANGROVE
- EKOSISTEM HUTAN RAWA
- EKOSISTEM HUTAN GAMBUT
- EKOSISTEM HUTAN TANAMAN