• Belajar membuat blog dan website mendapat dollar dari Google Adsense
  • Mempelajari Proses Biokimia yang terjadi di dalam pohon, mengetahui bagaimana pohon itu tumbuh
  • Menanam dan memelihara pohon untuk kesejanteraan
  • Mempelajari Ekosistem Hutan hubungan timbal baik yang terjadi di dalam hutan Mempelajari Struktur dan Fungsi Hutan
  • Materi Pembelajaran Bidang Kehutanan tentang budidaya hutan, konservasi dan manajemen oleh IRWANTO FORESTER
  • Hutan Mangrove adalah hutan yang tumbuh pada daerah pasang surut mempunyai banyak fungsi
  • Jalan jalan melihat hutan Indonesia, Indonesia kaya akan sumberdaya alam tapi mengapa masih banyak penduduk Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan

Friday, August 13, 2010

Paul Semakin Ngetop Saja

Piala Dunia telah usai, begitu juga ramalan Paul sang gurita sudah selesai. Namun pensiun dari meramal Piala Dunia, nama Paul belum hilang dari perbincangan. Namanya justru makin melambung.

Di China, Paul populer dibuat perangko oleh Shanghai World Expo. Toko online Taobao.com pun tidak mau ketinggalan membuat mainan, tempat tisu, peralatan makan, taplak meja sampai kaos bertema gurita Paul. Dalam satu hari penjual mengaku mampu menjual 50 barang.

Tidak hanya itu saja, di Beijing, harga gurita pun naik pesat. Sebelum Piala Dunia harga gurita sekitar 40 yuan perkilogram dan saat kemunculan Paul, harganya meningkat menjadi 50-60 yuan perkilogram. Penjual gurita di Beijing mengaku, setiap harinya ia bisa menjual lebih dari 50 ekor. Sejumlah pembeli mengaku gurita itu akan dijadikan binatang peliharaan.

Berita terbaru dari sang peramal berkaki delapan ini adalah menjadi bintang film. Rencananya kisah gurita Paul akan diangkat di layar lebar dan akan rilis bulan Agustus 2010.

Film produksi China Film Group Corporation dan Beijing Filmblog Media Company ini sudah selesai dibuat di Afrika Selatan dan sudah memasuki tahap pasca produksi. Sayangnya dalam film ini Paul tidak benar-benar menjadi bintangnya, sutradara memakai gurita lain untuk penggantinya.

Film berjudul The Murder of the Octopus ini akan mengangkat kisah Paul sang gurita dan mengulas bagaimana si gurita memperoleh kemampuan meramal. Hmm penasaran?

Source: http://kabarinews.com/

Kotoran Manusia Buat Bahan Bakar Mobil

KabariNews.com - Berbagai cara saat ini terus dilakukan demi mengurangi pencemaran udara. Salah satunya dengan menciptakan berbagai energi alternatif yang ramah lingkungan.

Sebuah perusahaan energi di Inggris, GENeco, baru-baru ini melakukan terobosan dengan menciptakan bahan bakar yang terbuat dari kotoran manusia.

Seperti dilansir Telegraph.co.uk, Sabtu (6/8), GENeco berhasil mengembangkan gas methana dari kotoran manusia dan digunakan sebagai bahan bakar untuk menggerakan mobil VW Beetle.

Saat dilakukan ujicoba, mobil yang diberi julukan Bio-Bug tersebut mampu melaju dengan kecepatan 114 mil per jam atau 183 km per jam dengan menggunakan biogas tersebut. Dari hasil ujicoba tersebut diketahui bahwa laju kendaraan ini sama dengan kendaraan lainnya yang menggunakan bahan bakar bensin.

Mohammed Saddiq, Head up GENeco, menjelaskan bahwa penggunaan bahan bakar biogas tersebut cukup ramah lingkungan karena tidak mencemarkan udara.

"Gas pembuangannya cukup bersih dan tidak mengganggu kinerja mesin kendaraan," ujarnya.

Ia menambahkan, bahwa Bio-Bug mirip dengan mobil konvensional lainnya, sehingga bagi mereka yang baru pertamakali mengendarai Bio-Bug tidak akan sadar bahwa dirinya sedang mengemudikan kendaraan berbahan bakar kotoran manusia.

Sumber : http://kabarinews.com

Terkait ;

  1. Definisi dan Pengertian Biomassa.
  2. Bahan Bakar dari Kotoran Manusia
  3. Pengembangan Jarak Pagar (Jatropha curcas) sebagai Sumber Bahan Bakar Alternatif.
  4. Bintangur Pantai (Callophylum inophylum L ) Sumber Bahan Bakar Alternatif dan Manfaat Lainnya.
  5. Kayu Besi Pantai (Pongamia pinnata (L.) Pierre) Tumbuhan Sumber Bahan Bakar Alternatif.
  6. Kajian Tekno-Ekonomi Produksi Fuel Grade Ethanol dari Nira Aren (Arenga pinnata) dan Kelapa sebagai Sumber Energi Engine Alternatif.

Monday, August 9, 2010

PENGERTIAN HUTAN | Definisi Hutan


Pengertian hutan atau definisi hutan yang diberikan Dengler adalah suatu kumpulan atau asosiasi pohon-pohon yang cukup rapat dan menutup areal yang cukup luas sehingga akan dapat membentuk iklim mikro yang kondisi ekologis yang khas serta berbeda dengan areal luarnya (Anonimous 1997).

Hutan adalah suatu areal yang luas dikuasai oleh pohon, tetapi hutan bukan hanya sekedar pohon. Termasuk didalamnya tumbuhan yang kecil seperti lumut, semak belukar dan bunga-bunga hutan. Di dalam hutan juga terdapat beranekaragam burung, serangga dan berbagai jenis binatang yang menjadikan hutan sebagai habitatnya.

Menurut Spurr (1973), hutan dianggap sebagai persekutuan antara tumbuhan dan binatang dalam suatu asosiasi biotis. Asosiasi ini bersama-sama dengan lingkungannya membentuk suatu sistem ekologis dimana organisme dan lingkungan saling berpengaruh di dalam suatu siklus energi yang kompleks.

Pohon tidak dapat dipisahkan dari hutan, karena pepohonan adalah vegetasi utama penyusun hutan tersebut. Selama pertumbuhannya pohon melewati berbagai tingkat kehidupan sehubungan dengan ukuran tinggi dan diameternya.


Definisi Hutan

Iklim, tanah dan air menentukan jenis tumbuhan dan hewan yang dapat hidup di dalam hutan tersebut. Berbagai kehidupan dan lingkungan tempat hidup, bersama-sama membentuk ekosistem hutan. Suatu ekosistem terdiri dari semua yang hidup (biotik) dan tidak hidup (abiotik) pada daerah tertentu dan terjadi hubungan didalamnya.

Ekosistem hutan mempunyai hubungan yang sangat kompleks. Pohon dan tumbuhan hijau lainnya menggunakan cahaya matahari untuk membuat makanannya, karbondioksida diambil dari udara, ditambah air (H2O) dan unsur hara atau mineral yang diserap dari dalam tanah.

Undang-Undang No 41 tahun 1999 tentang Kehutanan, mendefinisikan hutan sebagai suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi jenis pepohonan dalam persekutuan dengan lingkungannya, yang satu dengan lain tidak dapat dipisahkan.
Hutan merupakan suatu masyarakat tumbuh-tumbuhan dan hewan yang hidup dalam lapisan dan permukaan tanah, yang terletak pada suatu kawasan dan membentuk suatu ekosistem yang berada dalam keadaan keseimbangan dinamis.

Definisi Hutan

Dengan demikian berarti berkaitan dengan proses-proses yang berhubungan yaitu:
1. Hidrologis, artinya hutan merupakan gudang penyimpanan air dan tempat menyerapnya air hujan maupun embun yang pada akhirnya akan mengalirkannya ke sungai-sungai yang memiliki mata air di tengah-tengah hutan secara teratur menurut irama alam. Hutan juga berperan untuk melindungi tanah dari erosi dan daur unsur haranya.

2. Iklim, artinya komponen ekosistern alam yang terdiri dari unsur-unsur hujan (air), sinar matahari (suhu), angin dan kelembaban yang sangat mempengaruhi kehidupan yang ada di permukaan bumi, terutama iklim makro maupun mikro.

3. Kesuburan tanah,
artinya tanah hutan merupakan pembentuk humus utama dan penyimpan unsur-unsur mineral bagi tumbuhan lain. Kesuburan tanah sangat ditentukan oleh faktor-faktor seperti jenis batu induk yang membentuknya, kondisi selama dalam proses pembentukan, tekstur dan struktur tanah yang meliputi kelembaban, suhu dan air tanah, topografi wilayah, vegetasi dan jasad jasad hidup. Faktor-faktor inilah yang kelak menyebabkan terbentuknya bermacam-macam formasi hutan dan vegetasi hutan.

4. Keanekaan genetik,
artinya hutan memiliki kekayaan dari berbagai jenis flora dan fauna. Apabila hutan tidak diperhatikan dalam pemanfaatan dan kelangsungannya, tidaklah mustahil akan terjadi erosi genetik. Hal ini terjadi karena hutan semakin berkurang habitatnya.

5. Sumber daya alam, artinya hutan mampu memberikan sumbangan hasil alam yang cukup besar bagi devisa negara, terutama di bidang inciustri. Selain itu hutan juga memberikan fungsi kepada masyarakat sekitar hutan sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Selain kayu juga dihasilkan bahan lain seperti damar, kopal, gondorukem, terpentin, kayu putih dan rotan serta tanaman obat-obatan.

6. Wilayah wisata alam,
artinya hutan mampu berfungsi sebagai sumber inspirasi, nilai estetika, etika dan sebagainya.


Menurut Marsono (2004) secara garis besar ekosistem sumberdaya hutan terbagi menjadi dua kelompok besar, yaitu:
  1. Tipe Zonal yang dipengaruhi terutama oleh iklim atau disebut klimaks iklim, seperti hutan tropika basah, hutan tropika musim dan savana.
  2. Tipe Azonal yang dipengaruhi terutama oleh habitat atau disebut klimaks habitat, seperti hutan mangrove, hutan pantai dan hutan gambut.
Definisi Hutan Mangrove


Sebagian besar hutan alam di Indonesia termasuk dalam hutan hujan tropis. Banyak para ahli yang mendiskripsi hutan hujan tropis sebagai ekosistem spesifik, yang hanya dapat berdiri mantap dengan keterkaitan antara komponen penyusunnya sebagai kesatuan yang utuh. Keterkaitan antara komponen penyusun ini memungkinkan bentuk struktur hutan tertentu yang dapat memberikan fungsi tertentu pula seperti stabilitas ekonomi, produktivitas biologis yang tinggi, siklus hidrologis yang memadai dan lain-lain. Secara de facto tipe hutan ini memiliki kesuburan tanah yang sangat rendah, tanah tersusun oleh partikel lempung yang bermuatan negatif rendah seperti kaolinite dan illite. Kondisi tanah asam ini memungkinkan besi dan almunium menjadi aktif di samping kadar silikanya memang cukup tinggi, sehingga melengkapi keunikan hutan ini. Namun dengan pengembangan struktur yang mantap terbentuklah salah satu fungsi yang menjadi andalan utamanya yaitu ”siklus hara tertutup” (closed nutrient cycling) dan keterkaitan komponen tersebut, sehingga mampu mengatasi berbagai kendala/keunikan tipe hutan ini (Marsono, 1997).


Peluncuran WebGIS Kementerian Kehutanan oleh Menteri Kehutanan

Pada hari Kamis, 29 Juli 2010 bertempat di Crown Plaza Hotel, Jakarta telah dilaksanakan Peluncuran WebGIS Kementerian Kehutanan oleh Menteri Kehutanan. Peluncuran tersebut dilakukan sebelum Acara Penutupan Rapat Koordinasi Teknis (RAKORNIS)-2010 Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan. WebGIS Kementerian Kehutanan merupakan Situs Informasi Geografis/ Data Spasial Kehutanan yang dapat diakses oleh publik dengan alamat situs: http://webgis.dephut.go.id/.

Kebutuhan informasi yang berbasis data spasial (keruangan) yang terkait erat dengan kegiatan Kementerian Kehutanan atau yang lebih dikenal dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) Kehutanan saat ini telah menjangkau berbagai bidang guna mendukung keputusan dalam analisa data yang berhubungan dengan informasi lingkungan, wilayah, kependudukan, lokasi, kondisi alam lingkup kehutanan.

Pengembangan pembangunan infrastruktur sistem informasi geografis yang terencana disesuaikan dengan teknologi, kebijakan, dan standar untuk mendukung kebutuhan akan SIG yang selalu berkembang dari tahun ke tahun. Sehingga rancangan sistem jangka panjang dapat dikembangkan tahap demi tahap, dengan pemilihan platform SIG yang tepat. Hal ini akan berpengaruh pada kinerja sistem, kontinuitas sistem dan kemudahan integrasi sistem yang bersangkutan dan mempunyai dukungan teknis di berbagai tempat.

Penerapan aplikasi webGIS Kehutanan bertujuan menyediakan akses terhadap data dan informasi spasial kehutanan secara mudah dan cepat yang mendorong pemanfaatan serta pengintegrasian data dan informasi kehutanan untuk mendukung pengambilan keputusan.

Selain itu untuk meningkatkan pemahaman akan kegunaan data/ informasi geospasial kehutanan yang sangat penting dalam upaya memberikan kemudahan pertukaran dan penyebarluasan data spasial antar instansi pemerintah dan antara instansi pemerintah dengan masyarakat.

Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan sebagai Unit Kliring Data Spasial Kehutanan mengintegrasi, memelihara (maintain) geodatabase, menyiapkan untuk pertukaran dan penyebarluasan data spasial Kehutanan sesuai dengan prosedur dan standard yang telah ditentukan (Permenhut P.59/Menhut-II/2008).

Geodatabase meliputi seluruh data spasial yang disusun dan bisa diakses oleh walidata eselon I dan eselon II dalam mendukung penyajian dan analisa spasial di masing-masing unit kerja. Sumber data spasial dibangun, dikumpulkan, dimutakhirkan dengan dukungan dari para walidata (pemangku data) dalam unit kerja-unit kerja Kementerian Kehutanan.

Oleh karena itu walidata berperan sangat penting untuk menjamin kualitas data spasial Kehutanan.

Sumber : http://www.dephut.go.id



Sunday, August 1, 2010

Nikmatnya Ngerujak di Pantai Natsepa Ambon


Foto: Ramadhian F/detikcom

Ramadhian Fadillah - detikNews

Ambon - Siang itu udara cukup terik di Pantai Natsepa, Ambon. Melihat aneka buah segar di jejeran pedagang rujak di depan pantai, timbul keinginan untuk mencoba rujak Natsepa yang terkenal.

"Dicoba kaka, ini rujak Natsepa," tawar Lena, seorang pedagang rujak di Pantai Natsepa pada saya, Minggu (1/8/2010).

Satu porsi rujak harganya Rp 7 ribu. Aneka buah dipotong dan dicampur sambal
rujak. Saat mencoba, rasanya manis dan sedikit pedas. Bumbu kacang yang digerus kasar masih terasa di lidah. Hmm nikmat. Mantap dimakan di hari yang terik.

"Memang rujak ini sudah terkenal. Jelang Sail Banda, tenda-tenda dibuat khusus, jadinya lebih meriah," terang Lena.

Pantai Natsepa ramai dikunjungi wisatawan. Terutama saat akhir pekan. Mulai dari rombongan keluarga hingga ABG bersantai menghabiskan waktu libur mereka di pantai yang indah ini. Khusus pasangan muda-mudi, rujak Natsepa ini dimakan sepincuk berdua. Kalau sudah begini, serasa pantai milik sendiri, yang lain hanya ngontrak.

Selain rujak, para pedagang dengan ramah menjajakan penganan khas Ambon. Mulai dari pisang goreng, sukun goreng hingga sagu manis, dijual di sini. Harganya sangat terjangkau.

Natsepa mudah dicapai dari Kota Ambon. Letaknya sekitar 14 km. Hanya berkendara selama 30 menit, sudah sampai. Kendaraan umun pun ada yang melewati pantai Natsepa.

Saat Sail Banda, Pantai Natsepa menjadi tempat kejuaraan selancar angin. Pantai ini pun makin semarak dengan aneka layar berwarna-warni.

(rdf/anw)

Sumber : http://www.detiknews.com/

Indahnya Senja di Ambon Manise


Foto: Ramadhian F/detikcom

Ramadhian Fadillah - detikNews

Ambon
- Jam menunjukkan pukul 18.00 WIT. Saat yang tepat untuk melarikan diri sejenak dari keramaian Kota Ambon. Menyaksikan matahari tenggelam adalah pilihan tepat untuk menutup hari yang melelahkan.

"Mau lihat matahari tenggelam dari atas Kota Ambon?" tawar Charles, sopir kami, Mingggu (1/8/2010).

Kami mengiyakan, Charles pun memacu mobil kami ke arah Timur Kota Ambon.
Tujuannya Karang Panjang, atau Karpan. Itu sebutan warga Ambon untuk tempat yang kami tuju.

Tidak butuh waktu lama untuk mencapai Karpan. Jalanan mulus dan tidak begitu
ramai, hanya 15 menit kami sudah sampai.

Di Karpan berdiri tegak patung wanita memegang tombak sambil memandang ke arah Teluk Ambon. Patung perunggu ini adalah patung Christina Martha Tiahahu, pahlawan nasional asal Ambon yang gagah berani. Pada usia 17 tahun dia sudah mengangkat senjata melawan Belanda.

Benar kata Charles, pemandangan dari Karang Panjang luar biasa indah. Matahari perlahan mulai tenggelam di Teluk Ambon. Semburat warna merah mewarnai langit. Di kejauhan saya bisa melihat Kapal USS Mercy yang sedang bersandar. Kapal milik Angkatan Laut AS ini sedang berada di Teluk Ambon dalam rangka misi sosial Sail Banda 2010.

Di sebelah selatan, lampu-lampu kota mulai dinyalakan, menambah semarak
pemandangan Kota Ambon. Saya menikmati setiap detik dari pemandangan ini sebelum langit benar-benar gelap. Senja di Ambon Manise akan menjadi kenangan yang tidak terlupakan.
(rdf/anw)

Sumber : http://www.detiknews.com/

Pemerintah Minta Masyarakat Tak Persoalkan Penamaan Sail Banda


Banda Naira/Ramadhian

Ari Saputra - detikNews

Banda Naira - Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Agung Laksono meminta masyarakat tidak terlalu emosional karena pelaksanaan Sail Banda berpusat di Ambon. Menurutnya, Sail Banda akan menjadi promosi gratis untuk masyarakat internasional meski kegiatan sail berada di Ambon Manise.

"Masalah nama tidak perlu ditanggapi secara emosional. Ini sebagai bentuk promosi ke turis asing. Tahun lalu, sail ada di Manado, tetapi namanya Sail Bunaken. Di kampung saya di Cirebon, ada Pekan Batik Cirebon tetapi aslinya Pameran Jawa Barat," kata Agung Laksono di depan masyarakat Banda termasuk tokoh Banda, Des Alwi, di Pulau Banda Naira, Maluku, Senin (2/7/2010).

Sanggahan itu dilontarkan usai sebagian masyarakat Banda mengaku kecewa karena kegiatan Sail Banda berpusat di Ambon (sekitar 7 jam perjalanan laut dari Ambon). Padahal, menurut warga, semua kekayaan laut, kegiatan diving dan keindahan alam berpusat di Banda seperti sudah banyak diketahui oleh wisatawan asing.

"Jadi namanya saja Sail Banda. Aslinya Sail Ambon. Kita cuma dipinjam nama, tidak sesen pun uang kegiatan mengalir ke sini," ucap warga Banda, Helmi Baadila. (Ari/nrl)

Sumber : http://www.detiknews.com/
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

KERUSAKAN HUTAN